Kemiri biasa (Aleurites moluccana Willd) dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan bumbu dapur, lain lagi dengan kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) yang terkenal sebagai sumber energi bahan bakar nabati (BBN biodiesel) masa depan di Indonesia.
Kemiri (Aleurites moluccana Willd) Komoditas Ekspor
Kemiri (Aleurites moluccana Willd), merupakan pohon yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Tanaman kemiri ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebab buah kemiri hampir setiap hari dibutuhkan oleh masyarakat untuk bumbu masak, disamping untuk keperluan lainnya. Permintaan ekspor kemiri akhir-akhir ini terus meningkat. Negara-negara konsumen kemiri dari Indonesia terutama adalah Amerika, Arab Saudi, Hongkong, Singapura dan Australia.
Tanaman kemiri termasuk suku Euphorbiaceae. Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter, dan diameter batang dapat mencapai 1,25 meter. Daun-daunnya selalu hijau sepanjang tahun dan tajuknya sangat rindang.
Buah kemiri termasuk buah batu, berbentuk bulat telur dan ada bagian yang menonjol ke samping. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang diselimuti oleh kulit biji yang keras.
Syarat tumbuh: Pohon kemiri dapat tumbuh baik pada tanah kapur dan tanah berpasir di pantai, namun dapat pula tumbuh pada tanah podsolik yang kurang subur sampai yang subur dan pada tanah latosol. Ketinggian yang dikehendaki 0-800 meter diatas permukaan laut, walaupun di beberapa daerah dapat juga tumbuh pada ketinggian sampai 1.200 meter diatas permukaan laut. Tanaman kemiri dapat tumbuh pada lahan yang berkonfigurasi datar, bergelombang dan bertebing-tebing yang curam. Tanaman kemiri dapat tumbuh pada daerah yang beruklim kering dan daerah -daerah yang beriklim basah, dengan demikian kemiri dapat tubuh pada daerah dengan curah hujan 1.500-2400 mm per tahun dan pada suhu 20o – 27oC.
(Dilansir dari tulisan Sri Wijiastuti di situs Deptan dengan sumber pustaka: Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor. Oleh Ir. Hatta Sunanto, BSc., MS. Kanisius. 1994.)
Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Penghasil BBN Biodiesel
Kemiri Sunan merupakan salah satu tanaman prospektif sebagai bahan baku sumber energi terbarukan yakni untuk pembuatan bahan bakar nabati (BBN) biodesel, sebagai pengganti minyak yang berasal dari fosil yang dapat diperbaharui (renewable).
Kemiri Sunan pertama kali dikembangkan oleh bangsa Cina untuk memenuhi kebutuhan minyak Tung Oil pada abad ke-18 digunakan sebagai pengawetan kayu pada kapal-kapal phinisi. Dalam perkembangannya kemudian menyebar sampai wilayah Indonesia.
Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) adalah salah satu tanaman yang sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati (Heyne, 1987). Biji yang terdapat di dalam buahnya mengandung minyak dengan rendemen sekitar 50% (Vossen dan Umali, 2002; Herman dan Pranowo, 2009).
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) tetap menjadi fokus pemerintah sebagai antisipasi persediaan energi di masa datang. Kementerian Pertanian termasuk salah satu kementerian yang mendukung program EBT.
Pemerintah Indonesia, terutama Dinas Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) sejak tahun 2010 memang sedang gencar mengelukan dan mendukung penanaman pohon kemiri sunan.
Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementrian ESDM, sudah menargetkan bahwa pada tahun 2017 kemiri sunan secara perlahan dapat menggeser kedudukan kelapa sawit sebagai penghasil campuran biodiesel.
Karakteristik Tanaman Kemiri Sunan :
- Pertumbuhan relatif cepat, wilayah pengembangan luas (dari dataran rendah hingga 1.000 m di atas muka laut), kemiri sunan dapat ditemukan pada ketinggian hingga 1000 mdpl.
- Habitus tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 15-20 meter.
- Tanaman kemiri sunan tergolong tanaman menahun dengan mahkota yang sangat rindang, kanopi daun lebar, struktur daun sangat rapat dengan ranting yang banyak sehingga mampu menahan butiran air hujan agar tidak langsung menimpa tanah
- Tanaman ini memiliki perakaran dalam yang berfungsi meningkatkan penyerapan air tanah dan mencegah longsor sehingga sangat baik sebagai tanaman pelindung (tanaman konservasi) untuk mencegah erosi. Merupakan tanaman konservasi , penananamn kemiri sunan yang lestari bisa menghutankan kembali lahan kritis termasuk area bekas tambang.
- Penanamannya relatif mudah.
- Dapat tumbuh subur di lahan marjinal, atau dengan kata lain tanaman ini tidak bersaing dengan tanaman pangan. Berbeda dengan kelapa sawit yang membutuhkan lahan yang subur, kemiri sunan dinilai lebih mudah ditanam di lahan marjinal. Dengan demikian pemanfaatan kemiri sunan untuk biodiesel tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional.
- Memiliki produktivitas dan rendemen yang cukup tinggi.
- Masa panen kemiri sunan, sudah mulai berbuah sekitar umur empat (4) tahun dan mulai mencapai puncak berbuah pada umur delapan (8) tahun.
- Tanaman kemiri sunan dapat mencapai umur 50 tahun.
- Kemiri sunan dengan pertajukannya juga dapat menyerap CO2 cukup banyak sehingga mampu mengatasi masalah global-warming.
Dari sisi produktivitas minyak kasar, Balitbang Pertanian Kementan mencatat pencapaian kemiri sunan lebih baik dibandingkan dengan tanaman prospektif untuk biodiesel lainnya, seperti jarak pagar, pongamia, kesambi, atau nyamplung. Tapi belum melewati produktivitas kelapa sawit.
No |
Tanaman |
Produksi minyak kasar secara umum |
1 |
Kelapa sawit |
5 ton per kektare (ha) per tahun – 8 ton per hektare (ha) per tahun |
2 |
Kemiri sunan |
6 ton per kektare (ha) per tahun – 7 ton per hektare (ha) per tahun |
3 |
Jarak pagar |
3 ton per kektare (ha) per tahun – 5 ton per hektare (ha) per tahun |
4 |
Pongamia |
2,5 ton per kektare (ha) per tahun – 3,5 ton per hektare (ha) per tahun |
5 |
Kesambi |
1,7 ton per kektare (ha) per tahun |
6 |
Nyamplung |
1,5 ton per kektare (ha) per tahun – 2,4 ton per hektare (ha) per tahun |
Catatan:
Data seperti dilansir dari Bisnis, sumber Kepala Puslitbang Perkebunan Kementan. Produksi minyak kasar secara umum di atas sesuai kondisi sekarang ini dari potensi varietas yang tersedia dan pola tanam serta teknologi yang ada.
Saat ini Puslitbang telah menghasilkan dua varietas baru kemiri sunan yang jauh lebih unggul dibandingkan dua varietas sebelumnya. Namanya, Kemindo 1 dan 2 yang dihasilkan bulan Agustus 2014. Varietas ini memiliki rendemen yang lebih bagus daripada Sunan 1 dan 2.
Dengan populasi per hektarenya 150 pohon, tanaman kemiri sunan dapat menghasilkan 15 ton produksi kemiri sunan, dengan dengan total yang dapat dihasilkan untuk biodiesel mencapai 6 ton – 8 ton.
Kementan dalam situsnya menyatakan, kadar rendemen kemiri biji sunan mampu menghasilkan minyak mentah (crude oil) 40% hingga 50% atau 88% hingga 92% untuk biodiesel.
Kepala Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian, Muhammad Syakir, bahwa kualitas minyak yang dihasilkan oleh kemiri sunan mencapai level B100, yang artinya bagus untuk bahan bakar diesel dan tidak memerlukan campuran solar lagi.Hanya dengan menggunakan minyak ini sudah dapat langsung digunakan untuk menyalakan mesin diesel.
Selain menghasilkan minyak nabati, yang dapat diproses menjadi biodiesel, minyak kemiri sunan merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α -elaeostearat (Vosen dan Umali, 2002) yang memiliki potensi besar sebagai bahan baku industri oleokimia dan biopestisida (Burkill, 1966).
Limbah biji kemiri sunan masih bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan baku varnis, cat, bahan pengawet, tinta, sabun, briket, pupuk organik, biopestisida, resin, pelumas, bahkan untuk biogas.
Populasi tanaman kemiri sunan yang banyak terkonsentrasi di Kabupaten Garut dan Majalengka, Jawa Barat dan mulai tahun 2008 menyebar ke berbagai tempat yang memiliki agroekosistem beragam seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, NTB, Riau, Jambi, Bangka, dan Kalimantan Timur.
Sumber Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi tahun 2012, menginformasikan, data sebaran pohon kemiri sunan ada di Jakarta sebanyak 3.500 pohon, Bekasi sebanyak 30.000 pohon, Kuningan sebanyak 10.000 pohon, Majalengka sebanyak 10.000 pohon, Jati Gede sebanyak 10.000 pohon, Bandung sebanyak 3.000 pohon, Ngawi sebanyak 40.000 pohon, Lamongan sebanyak 13.000 pohon, Nusa Penida-Bali sebanyak 15.000 pohon, Lombok sebanyak 14.500 pohon dan Timor sebanyak 20.000 pohon.
Metode penanaman kemiri sunan dapat diterapkan secara tumpangsari seperti kopi. Dengan begitu, pembudidayaannya bisa memberdayakan rakyat.
Penelitian Proses Pembuatan Biodisel dari Minyak Kasar Kemiri Sunan
Salah satu tempat pengembangan kemiri sunan sebagai BBN adalah di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri yang terletak di Pakuwon, Sukabumi, Jawa Barat. Langkah ini mendapat perhatian dari pemerintah, terutama tiga Kementerian, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) serta Kementerian Pertanian (Kementan).
Proses pengolahan kemiri sunan menjadi biodiesel relatif sederhana, yaitu: dari biji kering diproses menjadi kernel dan di press untuk menghasilkan minyak mentah, kemudian dilakukan proses pemurnian dengan menggunakan alat lokal buatan sendiri untuk menghasilkan biodiesel. (Oktavio Nugrayasa, 2012, Buah Kemiri Sunan Sebagai Sumber Energi Alternatif Pengganti BBM)
Berikut ini adalah salah satu contoh kegiatan penelitian.
Penelitian pendahuluan pembuatan minyak kasar dan biodisel kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) oleh Dibyo Pranowo, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri, 2009 :
Minyak kasar kemiri sunan dapat diproses menjadi biodiesel dengan metode dua atau satu tahap transesterifikasi.
Minyak kasar kemiri sunan dari hasil pengepresan, sebelum diproses menjadi biodiesel disaring terlebih dahulu sehingga diperoleh minyak kasar kemiri sunan (MKKS) yang berwarna kuning jernih. Minyak kemiri sunan yang sudah jernih selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk mengetahui nilai asam lemak bebasnya ALB. Untuk minyak dengan nilai ALB >3,0 di proses dengan pengolahan metoda I (transesterifikasi dua tahap), sedang yang nilai ALB-nya < 3,0 dengan pengolahan metoda II (transesterifikasi satu tahap).
Hasil: Biodiesel yang diperoleh berkisar anatara 87-88 % dari berat minyak kasar dan 12-13 % akan terproses menjadi gliserol. Terdapat tiga parameter (angka viskositas, gliserol total dan kadar ester alkhyl ) dari 9 parameter yang dianalisis, belum memenuhi Standar Nasional Indoesia (SNI).
(Baca selengkapnya : Proses Pembuatan Biodesel dari MKKS )
Standar
Pengujian karakteristik metil ester (biodiesel) dari minyak biji kemiri dilakukan mengacu dan untuk memenuhi spesifikasi internasional seperti standar:
- EN 14314 (Eropa)
- ASTM (Amerika)
- SNI 04-7182-2006 (Indonesia)
(Baca lebih lanjut contoh perbandingan karakteristik biodiesel minyak biji kemiri dengan spesifikasi Standar Internasional : Gusri Wahyuni, FMIPA-UI, Tugas Akhir: Sintesis Metil ester (Biodiesel) dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites moluccana), Sub-Bab 4.5, halaman 69 )
Tinjauan Ekonomi
Di tingkat pengusaha pengolahan minyak, dengan asumsi satu liter biodiesel diperoleh dari 2,5 kg biji kering. Harga biji kemiri sunan Rp 1.000 per kg dan biaya proses Rp 2.500 per liter, maka biaya produksi biodiesel diperkirkan sekitar Rp 4.500. Dengan perhitungan harga harga biosolar Rp 7.000 per liter diperoleh keuntungan Rp 2.500 per liter (bruto) tergantung infrastruktur. (Liputan6.com, 9 Feb 2014)
Muhammad syakir, Kepala Puslitbang Perkebunan Kementan memaparkan harga biodiesel kemiri sunan bisa dibeli Rp 4.500 – Rp 5.000 , dimana Rp 4.500 per liter masih sangat layak dibeli di tingkat petani. Harga tersebut merupakan perhitungan biaya produksi hingga distribusi. Sementara harga Rp 6.000 – Rp 6.500 sudah menarik secara ekonomi untuk industri, tegasnya.
Sebagai perbandingan, harga solar nonsubsidi menyentuh Rp 12.500 per liter.
Kemiri sunan diproyeksikanakan menjadi bahan bakar biodiesel yang sangat terjangkau, bahkan tanpa adanya subsidi Pemerintah.
Desa Percontohan Kemiri Sunan Untuk Bahan Bakar Masa Depan
Desa Sumur, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah sudah sejak lima bulan menjadi desa percontohan untuk menanam kemiri sunan seluas 13 hektare di lahan suboptimal. Kemiri sunan ditanam di tanah kosong. yang tidak ditanami palawija.
Dulu Pemerintah melalui Kementan memberikan benih, pupuk, penyuluhan dan pemantauan.
Selama menunggu mulai panen sekitar empat tahun lagi, petani menjalankan rutinitas bertani palawija dan beternak.
Kini petani mengharapkan bisa sinergis dengan Pemerintah supaya hasilnya seperti diharapkan, seperti ikut campur tangan dalam pengelolaan, menyediakan peralatan hingga pendampingan, adanya pemantauan reguler oleh petugas pemantau dari Kementan yang datang guna meninjau tanaman serta terus memberikan penyuluhan untuk mengarahkan semangat masyarakat.
Mudah-mudahan program desa percontohan ini berjalan lancar, panen berhasil seperti diharapkan , dan dapat menjadi andalan bahan baku penghasil biodiesel masa depan.
Penutup
Budidaya tanaman kemiri sunan, litbang varietas unggul dan pengembangan teknologi produksi biodiesel dari kemiri sunan penting untuk memberdayakan rakyat (sebesar-besarnya untuk kemakmuran), untuk ketahanan energi yakni mengurangi pemakaian energi fosil dengan menyediakan energi bersih dari tanaman serta untuk kelestarian lingkungan hidup.
Daftar Pustaka :
- Ferdian Lutfi Hermawan, Cratie Pingkan Rejeki Lengkong, Danang Abdi Sanjaya, Bagus Guritno Widjoj, Kemiri Sunan: Primadona Alternatif Sumber Energi Bahan Bakar Nabati (BBN), http://suprihati.wordpress.com/2014/05/02/kemiri-sunan-primadona-alternatif-sumber-energi-bahan-bakar-nabati-bbn/ , posted : 2 Mei 2014. Diakses 1 Oktober 2014.
- Irene Agustine, Bahan Bakar Nabati : Kemiri Sunan Penghasil Energi Masa Depan, Bisnis Indonesia, hal. 26, Senin, 29 September 2014.
- Maman Herman, Muhammad Syakir, Dibyo Pranowo, dan Saefudin Sumanto, Kemiri Sunan ( Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Tanaman Penghasil Minyak Nabati dan Konservasi Lahan, Jakarta, IAARD Press, 2013, http://www.academia.edu/. Diakses 1 Oktober 2014.
- SYAFARUDDIN dan AGUS WAHYUDI /(BALITTRI), Potensi Varietas Unggul Kemiri Sunan sebagai Sumber Energi Bahan Bakar Nabati, publikasi Perspektif 11 No. 1 /Juni 2012, http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/?p=4646. Diakses 1 Oktober 2014.
- Dibyo Pranowo, Unit Penerbitan & Publikasi Balittri , alai Penelitian Tanaman Industri (Balitri) , 2009, PROSES PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK KASAR KEMIRI SUNAN (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw), http://www.academia.edu/. Diakses 1 Oktober 2014.
- Oktavio Nugrayasa, Jumat, 30 Maret 2012, Buah Kemiri Sunan Sebagai Sumber Energi Alternatif Pengganti BBM, http://old.setkab.go.id/artikel-3962-buah-kemiri-sunan-sebagai-sumber-energi-alternatif-pengganti-bbm.html. Diakses 1 Oktober 2014.
- Cici Tresniawati, Endang Murniati, dan Eny Widajati, 21 November 2013, Perubahan Fisik, Fisiologi dan Biokimia Selama Pemasakan Benih dan Studi Rekalsitransi Benih Kemiri Sunan , http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/viewFile/8157/pdf. Diakses 1 Oktober 2014.
- Gusri Wahyuni, FMIPA-UI, Tugas Akhir: Sintesis Metil ester (Biodiesel) dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites moluccana), http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20179987-S30384-Gusri%20Wahyuni.pdf. 2007. Diakses 1 Oktober 2014.
- Zulfi Suhendra – detikfinance, Ini Asal Kemiri Sunan, Sumber Bahan Bakar Masa Depan di RI, 13 Feb 2014. http://www.yiela.com/view/3492160/ini-asal-kemiri-sunan-sumber-bahan-bakar-masa-depan-di-ri. Diakses 1 Oktober 2014.
- Fiki Ariyanti, Tanaman Kemiri Sunan Dikembangkan untuk Bisa Kurangi Impor BBM, 9 Feb 2014. http://bisnis.liputan6.com/read/821947/tanaman-kemiri-sunan-dikembangkan-untuk-bisa-kurangi-impor-bbm. Diakses 1 Oktober 2014.
- Sri Wijiastuti , Penyuluh Pertanian Madya, Mengenal Tanaman Kemiri, http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/mengenal-tanaman-kemiri-2. Diakses 1 Oktober 2014.
- Bebeje-com, Wamen Pertanian Rusman Heriawan: Kemiri Sunan Energi Alternatif, 30 April 2014. http://www.bebeja.com/wamen-pertanian-rusman-heriawan-kemiri-sunan-energi-alternatif/. Diakses 1 Oktober 2014.
- Litbang-Deptan, Tumpangsari Kemiri Sunan Dengan Tanaman Semusim, 30 Juni 2014. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1760/. Diakses 1 Oktober 2014.
- Litbang-Deptan, Potensi Kemiri Sunan sebagai BBN, 28 Agustus 2013, http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1517/. Diakses 1 Oktober 2014.
- Litbang-Deptan, ESDM dan Kementan Kembangkan Kemiri Sunan di Daerah Pertambangan, 16 Des 2013. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1616/. Diakses 1 Oktober 2014.
- Kemiri, http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri. Diakses 1 Oktober 2014.
- Pabrik Biodiesel dari Minyak Biji Kemiri, http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16879-2308030023-Presentation.pdf. Diakses 1 Oktober 2014.
- Hasilkan Biodiesel, Kemiri Sunan Bisa Geser Kelapa Sawit di 2017, 22 February 2014, http://publik.bumn.go.id/ptpn5/berita/10618/Hasilkan.Biodiesel,.Kemiri.Sunan.Bisa.Geser.Kelapa.Sawit.di.2017. Diakses 1 Oktober 2014.